Dies Natalis ke-26: Integrasi Budaya dan Islam dalam Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan

Yogyakarta, 19 November 2024 – Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merayakan Dies Natalis ke-26 dengan mengusung tema “Merajut Budaya, Membangun Ekonomi : Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan” Acara ini menjadi momentum penting bagi sivitas akademika untuk merefleksikan perjalanan panjang dan kontribusi prodi PMI dalam mengembangkan ilmu dan inovasi pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam dan budaya lokal. Dalam sambutannya, Kaprodi S1 PMI, Siti Aminah, S.Sos.I., M.Si., menegaskan pentingnya peran mahasiswa dalam mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari. "Untuk mahasiswa PMI, mari terus menggali ilmu pengetahuan agar bisa melahirkan aksi-aksi nyata dalam mengadakan inovasi pemberdayaan masyarakat," ujarnya penuh semangat. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi pada teori tetapi juga pada aplikasi yang memberikan dampak nyata di masyarakat.

Relevansi Pemberdayaan Berbasis Islam dan Budaya

Dies Natalis ke-26 ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga refleksi mendalam tentang bagaimana PMI telah berhasil memadukan Islam dan budaya dalam pemberdayaan masyarakat. Tema ini mencerminkan semangat prodi untuk menjadikan kearifan lokal sebagai landasan strategis dalam membangun masyarakat yang berdaya. Konsep ini selaras dengan prinsip Press Realist, di mana realitas sosial, budaya, dan agama menjadi inspirasi utama dalam menciptakan solusi untuk pemberdayaan masyarakat. Dosen senior PMI, Prof. Dra. Siti Syamsiyatun, M.A., Ph.D., mengapresiasi capaian prodi dalam dua dekade lebih ini. “Selamat Milad Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan akreditasi unggul, kita raih masa depan bersama,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas disiplin untuk memastikan keberlanjutan program-program pemberdayaan yang telah berjalan.

Transformasi dan Inovasi Keilmuan

Selama 26 tahun perjalanannya, Prodi PMI telah banyak bertransformasi, salah satunya dengan pembukaan Program Magister Pengembangan Masyarakat Islam. Kehadiran program ini menjadi bukti nyata bahwa PMI terus berupaya menjawab tantangan zaman dan memperluas cakupan keilmuannya. Dengan kurikulum yang adaptif, program ini mengintegrasikan teori dan praktik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, baik secara lokal maupun global. Dalam kesempatan ini, Sekretaris Prodi PMI, Halimatus Sa’diyah, S.I.Kom., M.I.Kom., menyampaikan harapannya, “Selamat ulang tahun untuk Prodi Pengembangan Masyarakat Islam. Semoga terus bisa bermanfaat dan membangun Indonesia.” Hal ini menggambarkan visi prodi untuk menjadi pusat unggulan pemberdayaan masyarakat berbasis Islam.

Pesan dari Wakil Dekan dan Kaprodi Magister Pengembangan Masyarakat Islam

Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos., M.Si., mengingatkan pentingnya membangun kolaborasi strategis untuk mendukung lulusan PMI. “26 tahun bukan usia yang muda lagi, harus segera mencari mitra yang abadi yang bisa menjadi tempat kerja para alumni,” katanya. Pesan ini menunjukkan urgensi sinergi antara dunia akademik dan dunia kerja dalam memperluas peluang bagi lulusan PMI. Sementara itu, Kaprodi Magister PMI, Dr. Hj. Sriharini, S.Ag., M.Si., menambahkan, “Selamat dan sukses Dies Natalis Prodi Pengembangan Masyarakat Islam yang ke-26. Semoga semakin keren, maju, dan sukses dalam kontribusinya terhadap kemajuan bangsa dan negara.” Ia menyoroti bagaimana program magister PMI menjadi pelengkap penting bagi upaya pemberdayaan masyarakat secara holistik.

Budaya dan Islam sebagai Kekuatan Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat berbasis Islam dan budaya bukan hanya konsep abstrak, tetapi telah diaplikasikan oleh PMI dalam berbagai program pemberdayaan. Prodi ini secara konsisten mendorong pengelolaan wakaf sebagai alat pemberdayaan berkelanjutan, mengembangkan integrasi keilmuan dengan nilai-nilai budaya lokal, dan memberikan solusi inovatif untuk berbagai tantangan sosial. Praktik pemberdayaan seperti ini memiliki relevansi kuat dengan pengelolaan wakaf pada masa kejayaan Dinasti Islam, di mana wakaf menjadi salah satu instrumen utama dalam mendukung pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Di era modern, pelajaran ini diterjemahkan oleh PMI melalui pendekatan inovatif seperti pengelolaan wakaf produktif dan pemberdayaan berbasis komunitas.

Arah Masa Depan Prodi PMI

Dengan usia yang terus bertambah, PMI menyadari pentingnya beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan akar keilmuan Islam. Langkah strategis seperti memperluas jejaring kerjasama, memperkuat program magister, dan meningkatkan kualitas lulusan menjadi fokus utama ke depan. Melalui tema Dies Natalis kali ini, PMI tidak hanya merayakan keberhasilannya tetapi juga berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Acara ini menjadi bukti bahwa pendidikan berbasis Islam dan budaya lokal masih sangat relevan dalam menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.

Dies Natalis ke-26 Prodi Pengembangan Masyarakat Islam bukan sekadar perayaan, tetapi juga tonggak penting dalam perjalanan prodi ini untuk terus menjadi pelopor pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam dan budaya. Dengan dukungan penuh dari sivitas akademika, alumni, dan mitra strategis, PMI optimis untuk terus melahirkan inovasi-inovasi yang berdampak luas bagi bangsa dan negara.

Selamat Milad ke-26 Prodi PMI UIN Sunan Kalijaga! Semoga terus berjaya dan memberikan manfaat untuk umat dan dunia.

(Adm-Mud)