HM2PMI, LPA Klaten, dan Yayasan Literasi Desa Tumbuh Gelar “Ngobrol Bareng: Aman di Ruang Digital, Inklusif di Ruang Sosial”
Himpunan Mahasiswa Magister Pengembangan Masyarakat Islam (HM2PMI) berkolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten dan Yayasan Literasi Desa Tumbuh (LDT) menggelar kegiatan Ngobrol Bareng bertajuk “Aman di Ruang Digital, Inklusif di Ruang Sosial” pada Sabtu (11/10/2025). Kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara dunia akademik dan komunitas dalam mendorong kesadaran akan pentingnya literasi digital yang aman dan inklusif di masyarakat.
Acara yang berlangsung di Pelataran Yayasan Literasi Desa Tumbuh, Klaten, dihadiri oleh sekitar 50 peserta, terdiri dari masyarakat setempat, mahasiswa HM2PMI, perwakilan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta sahabat difabel, baik tunanetra maupun difabel mental. Keberagaman peserta ini memperkaya diskusi dan mencerminkan semangat inklusivitas yang menjadi nilai utama kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua HM2PMI, Syamraeni, menegaskan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam menghadirkan nilai-nilai akademik yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Ini bukan sekadar kegiatan pengabdian, tetapi juga proses belajar bersama masyarakat. Mahasiswa harus mampu membawa nilai ilmiah ke dalam ruang sosial, sehingga keilmuan tidak berhenti di ruang kelas,” ujarnya.
Sementara itu, Founder Yayasan Literasi Desa Tumbuh, Dr. Noor Huda Ismail, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin dengan HM2PMI. Ia menilai kegiatan semacam ini menjadi ruang produktif untuk membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap isu sosial, terutama di ranah digital.
“Kami berterima kasih atas kunjungan dan kolaborasi HM2PMI. Jurusan PMI memiliki visi yang sejalan dengan gerakan kami di Literasi Desa Tumbuh. Ini bisa menjadi langkah awal untuk kerja sama jangka panjang dalam gerakan literasi dan pemberdayaan sosial sesuai dengan yang katakan oleh Albert Einsten ‘Imagination is more importent than knowledge’” tutur Huda.
Lebih lanjut, Huda menjelaskan bahwa LDT lahir dari keprihatinan terhadap rendahnya literasi di desa dan kini berkembang menjadi wadah lintas generasi bagi anak muda, mahasiswa, hingga tamu internasional yang ingin belajar tentang literasi sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan ini juga menghadirkan Prof. Dr. Hj. Sriharini, S.Ag., M.Si., sebagai keynote speaker. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa sinergi antara kampus dan komunitas menjadi kunci penting dalam memperkuat gerakan sosial berbasis literasi.
“Acara ini menjadi awal yang baik. Saya berharap HM2PMI dan LDT dapat terus berkolaborasi untuk memperkuat gerakan literasi dan membangun ruang sosial yang lebih inklusif,” ungkapnya.
Selain itu, sesi diskusi juga menghadirkan Suharto, M.A., Ph.D., yang mengupas tantangan ruang digital di tengah maraknya stigma sosial, serta Hidayatus Solichah yang menyoroti peran sentral keluarga dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat bagi anak. Diskusi ditutup dengan refleksi dari Amsa Nadzifah, yang mengajak peserta untuk melihat literasi sebagai ruang sosial yang hidup, tempat bertumbuh, berdialog, dan berkolaborasi tanpa batas.
Salah satu peserta, Mas Anggi, menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan ini.
“Ini kegiatan yang sangat inspiratif dan memberikan banyak prespektif baru bagi saya terkait keberagaman yang ada di Indonesia. Harapannya semoga kegiatan ini tidak hanya diadakan di sini tapi juga bisa menjadi inspiratif untuk dilaksanakan di tempat lain” ujarnya dengan antusias.
Melalui kegiatan ini, HM2PMI, LPA Klaten, dan Yayasan Literasi Desa Tumbuh menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi antara kampus, lembaga perlindungan anak, dan komunitas masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan dalam menciptakan ruang digital yang aman serta ruang sosial yang inklusif, adil, dan manusiawi bagi semua kalangan.